Teori Mahan dan Sejarah Kepulauan Indonesia (J.C. Van Leur dan F.R.J. Verhoeven) oleh Yudiyanto
13/353715/PSA/7527 Dalam artikel ini sebenarnya
merupakan adu argumen atau adu pendapat antara tokoh-tokoh Belanda mengenai
teori Alfred Thayer Mahan tentang peranan kekuatan laut bagi suatu negara.
Tokoh tersebut adalah Van Leur dan Verhoeven. Menurut Mahan, suatu negara harus
mengembangkan kekuatan lautnya untuk dapat mencapai kejayaan dan untuk
emmpertahankan diri dari musuh-musuhnya. Ada enam unsur yang menentukan dapat
tidaknya suatu negara berkembang menjadi kekuatan laut, yakni :
1 . Kedudukan
geografi
2 .
Bentuk
tanah dan pantainya
3 .
Luas
wilayah
4 .
Jumlah
penduduk
5 . Karakter
penduduk
6 .
Sifat
pemerintahannya termasuk lembaga-lembaga nasional.
Berdasarkan
teori yang disampaikan oleh Mahan, semua negara di dunia khususnya Amerika,
Perancis, Jerman, Italia serta Jepang berlomba-lomba untuk dapat menjadi negara
yang memiliki kekuatan laut tak tertandingi. Hal tersebut menjadikan
negara-negara di dunia begitu ambisius dan berusaha untuk saling menaklukkan
wilayah atau negara yang lain. Hal ini terbukti dengan adanya kolonialisme yang
muncul sebelum dan sesudah Perang Dunia 1 maupun 2.
Berdasarkan teori Mahan, maka Verhoeven
membuat suatu karangan yang berjudul “De Compagnie als instrument van den
oorlog ter zee 1602-1641” (Kumpeni sebagai alat perang di laut). Isinya
mengenai peranan Kumpeni dalam masa permulaanya sebagai alat perang yang
bergerak di laut dan yang berhasil mengalahkan musuh Belanda. Pendapat
Varhoeven bahwa VOC didirikan tidak hanya dengan tujuan berdagang, namun juga
untuk mematahkan kekuatan Portugis dan Spanyol yang telah terlebih dahulu
berlayar ke berbagai penjuru dunia yang dalam kawasan Eropa mereka bermusuhan.
Dari artikel Verhoeven tersebut maka
Van Leur mengeluarkan sanggahan yang juga diekspresikan pada munculnya artikel
tulisan Van Leur berjudul “Mahan op den Indischen lessenaar” (Mahan di meja
baca Hindia). Artikel ini membahas mengenai peranan Kompeni atau VOC sebagai
kekuatan maritim yang besar. Van Leur membawa wawasan maritim Mahan dalam
hubungannya dengan sejarah Kompeni di Kepulauan Indonesia. Van Leur juga
menampikkan bahwa teori Mahan benar-benar diterapkan oleh Verhoeven dalam
kaitannya dengan VOC atau Kompeni di wilayah kepulauan Indonesia. Itulah
sebabnya Van Leur membuat tulisan yang diberi judul seolah-olah perlunya
Verhoeven untuk membaca kembali buku karangan Mahan.
Tidak berhenti sampai disitu,
Verhoeven pun melontarkan sanggahan terhadap kritik Van Leur. Ia menulis pada
majalah yang sama dengan judul “In de ban van Mahan” (Terpesona oleh Mahan).
Disini Verhoeven berbalik menyerang argumen Van Leur yang dianggap begitu
terpukau dengan teori Mahan. Verhoeven juga menegaskan disini bahwa akibat
teori Mahan berkembanglah politik kolonialisme yang menyebabkan lemahnya
kekuatan laut Belanda itu sendiri, dimana pada akhirnya wilayah kepulauan
Indonesia jatuh ketangan angkatan laut Jepang.
Terlepas dari itu semua, kita tentu
bertanya-tanya, sebenarnya apa yang mendorong Verhoeven menuliskan argumennya
dengan menjelaskan peranan VOC atau Kompeni dalam melakukan perjalanan hingga
kesuksesannya. Kita tahu bahwa Verhoeven merupakan pegawai di Hindia Belanda,
dimana beliau bertugas pada tahun 1937-1942. Masa-masa pertengahan abad 20
adalah masa-masa kritis bagi pemerintah Hindia Belanda, dimana bahaya besar
mengancam. Bahaya tersebut berasal dari Jepang yang juga berupaya mengembangkan
kekuasaanya di berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Hindia Belanda.
Jepang dengan angkatan laut yang begitu hebat telah melakukan gerakan cepat ke
wilayah selatan untuk melaksanakan visinya mewujudkan Asia Timur Raya.
Kekuatan angkatan laut Jepang yang
begitu besar tentu juga tidak terlepas dari teori Mahan yang menekankan
pentingnya kekuatan laut bagi suatu negara kepulauan. Ternyata teori ini
diaplikasikan oleh Jepang untuk mewujudkan cita-citanya. Berdasarkan itu semua,
sepertinya Verhoeven ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Belanda juga memiliki
angkatan laut yang hebat, dan telah dibuktikan oleh VOC yang berhasil mencapai
wilayah Hindia Belanda berabad-abad yang lalu. Kesan ini seolah-olah untuk
memberikan motivasi kepada Hindia Belanda dalam menghadapi kecemasan akan
kekuatan militer Jepang. Sebenarnya teori Mahan yang disampaikan tidak begitu
mendalam, sehingga ia dikritik oleh Van Leur bahwa dirinya disarankan untuk
mempelajari kembali buku Mahan tentang kekuatan maritim atau angkatan laut. Hal
itulah yang mendorong saya berasumsi bahwa motivasi atau dorongan Mahan dalam
mengulas tentang peranan VOC atau Kompeni bertujuan untuk membangkitkan kembali
kenangan bahwa Belanda dengan gilang gemilang telah menguasai kepulauan di
Hindia Belanda dengan angkatan lautnya yang begitu hebat.
Selain itu, tulisan ini juga
memberikan pemahaman kepada kita bahwa negara Indonesia yang memiliki lautan
begitu luas harus memiliki angkatan laut yang kuat. Menurut hemat saya teori
Mahan tetap bisa digunakan pada masa modern seperti sekarang ini dalam konteks
untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara serta memanfaatkan sumber daya
alamnya yang ada. Memang kita bisa memperkuat wilayah kita dengan
teknologi-teknologi yang lain seperti angkatan udara, tenaga nuklir maupun
hal-hal lain yang tidak berhubungan langsung dengan laut. Namun kita harus
ingat, kita merupakan negara maritim, tidak bisa dipungkiri bahwa ekonomi kita
juga ditopang dari laut. Banyak juga rakyat Indonesia yang menggantungkan
hidupnya dari laut. Jadi itulah salah satu pentingnya wawasan maritim yang
harus kita cermati dan pahami.
Post a Comment