Header Ads

Islam Translated: Literature, Conversion, and the Arabic Cosmopolis of South and Southeast Asia Chapter 3 “A Javanese Literary Tradition” Karya: Ronit Ricci

Nama              : Mawardi Purbo Sanjoyo
NIM                : 13/352450/PSA/07495
Mata Kuliah  : Historiografi

            Buku karya Ronit Ricci ini menjelaskan mengenai sebuah cerita yang berkembang pada pemeluk Islam. Cerita tersebut adalah bertemunya Nabi Muhammad dengan seorang Yahudi yang bernama Ibnu Salam. Ibnu Salam kemudian menanyakan kepada Nabi mengenai beberapa hal yang menyangkut masalah keagamaan. Singkat cerita itu Ibnu Salam seorang pemeluk agama Yahudi bertemu dengan Nabi Muhammad. Pada pertemuan tersebut Ibnu Salam bertanya kepada Nabi Muhammad dan semua pertanyaan yang diajukannya dapat dijawab oleh Nabi. Hingga pada akhir cerita Ibnu Salam memeluk Islam. Dalam cerita itu pertanyaan yang diajukan oleh Ibnu Salam kepada Nabi Muhammad sangat banyak, melampaui seribu pertanyaan. Cerita tersebut menjadi terkenal dan menjadi konsumsi cerita-cerita oleh umat Muslim. Semakin banyak penganut Islam cerita tersebut banyak ditulis dan dikenal dengan nama kitab seribu pertanyaan. Penyebaran Islam dan pengaruhnya yang semakin meluas hingga kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara menjadikan cerita tentang seribu pertanyaan dikenal pula di wilayah ini. Ronit Ricci menjelaskan pula mengenai jaringan literatur dalam kisah seribu pertanyaan ini, dimana kisah tersebut dikenal dalam masyarakat Tamil, Melayu, dan Jawa. Cerita tersebut diolah dalam ragam wilayah masing-masing, disesuaikan dengan budaya dari daerah tertentu. Hal inilah yang disebut oleh Ronit Ricci sebagai Arabic Cosmopolis.
            Cerita tentang seribu pertanyaan ini, di Jawa kemudian ditulis dan dikenal dengan nama Serat Samud dan Suluk Sheh Ngabdulsalam. Pada bab yang ketiga dalam buku ini  dijelaskan mengenai perkembangan dalam penulisan di Jawa dalam hal ini adalah aksara Jawa, dimana Ronit Ricci juga memaparkan bahwa perubahan tersebut disebabkan karena masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur Arab dalam kehidupannya. Sebagai contoh adalah dalam huruf Hijaiyah, huruf (ain) dalam huruf Jawa digunakan huruf (nga), contohnya dalam kata ‘Ibarani pada huruf Jawa akan tertulis Ngibrani karena dalam aksara Jawa ditulis (aksara “nga” diberi sandangan wulu apabila diucapkan akan berbunyi “ngi”).
            Suluk dalam tradisi Jawa merupakan sumber dari ilmu yang harus disebarkan pada masyarakat. Oleh sebab itu dalam masyarakat Jawa seringkali sumber-sumber ilmu tersebut dinyanyikan dalam lagu-lagu atau tembang. Hal ini berkaitan dengan tradisi Jawa yang sudah mengakar kuat pada periode sebelumnya. Selain itu media pendidikan masyarakat Jawa, sebelum adanya lembaga pendidikan adalah berupa tembang-tembang yang berkaitan tentang piwulang, dan pagelaran wayang. Hal ini terjadi pula dalam persebaran cerita seribu pertanyaan yang ditulis dalam Serat Samud pada masyarakat Jawa. Dalam persebaran Serat Samud terdapat perbedaan dalam unsur pengkisahannya, walaupun cerita inti dari kisah tersebut tidak berubah. Ronit Ricci mengungkapkan, dalam Suluk Sheh Ngabdulsalam sosok Nabi Muhammad tidak dimunculkan dan diganti oleh tokoh seorang guru. Berkaitan dengan inti cerita, dalam teks yang lama antara Ibnu Salam dan Nabi dikisahkan bertemu dalam satu petemuan tersebut keduanya melakukan tanya jawab, tetapi dalam Suluk dikisahkan antara guru dan murid, dan pertemuannya tidak dilakukan satu kali, tetapi dilakukan berkali-kali. Dalam hal ini adalah kisah pengajaran agama oleh seorang guru.
Persinggungan antara Arab dan Jawa dalam buku yang ditulis Ronit Ricci ini banyak mengungkapkan hal-hal yang detail melalui sebuah tema tentang Serat Samud. persinggungan tersebut juga menimbulkan perkembangan Jawa pada periode-periode tumbuh dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.





No comments

Powered by Blogger.