MAHAN DI MEJA BACA HINDIA (J.C. Van Leur)
Dieka W. Mardheni. 13/356134/PSA/7645.
Tulisan Van Leur ini ditulis atas
berdasarkan pengaruh dari Mahan mengenai kekuatan maritim. Kekagumannya
terhadap Mahan inilah yang membuatnya menulis tulisan mengenai maritim yang
dijadikan sanggahan untuk tulisan Dr. F.R.J Verhoeven yang juga mempunyai tema
penulisan yang sama. Tulisan yang merupakan sanggahan ini berisi kesamaan
pemikiran antara Mahan dan Van Leur sebagai pengagumnya. Van Leur dalam
tulisannya mengemukakan bahwa kumpeni pada awalnya digunakan sebagai alat
perang yang bergerak di laut dan digunakan untuk mengalahkan msuh-musuh dari
republik Belanda, khususnya adalah Spanyol dan Portugis serta Inggris di
perairan Indonesia. Hal inilah yang membedakan antara tulisan Van Leur dan
Verhoeven yang membahas mengenai VOC itu hanya digunakan sebagai alat
perdagangan saja.
Van Leur membawa wawasan maritim Mahan kedalam
sejarah kolonialisasi Belanda di kepulauan Indonesia. Tulisan Mahan mengenai
sejarah maritim yang terkandung dalam bukunya yang berjudul “the influence of sea-power upon history
(1660-1783), karya ini telah banyak
dimanfaatkan baik itu secara metodologi ataupun tulisan ini dianggap sebagai
sejarah Hindia pada kurun waktu 1602-1641. Pembahasan mengenai kekuatan maritim
dalam buku Mahan bisa dilihat melalui beberapa poin. Pertama adalah VOC
terlahir memang sebagai alat dagang dan alat perang sekaligus, kedua VOC
tercatat lebih banyak perangnya daripada berdagang. Selain itu juga VOC
digunakan untuk mempertehankan lautan yang baru saja diperolehnya dia Asia.
Disini Van Leur lebih terbuka
mengenai peran awal daripada VOC itu didirikan. Karena pada masa ketika
kekuatan maritim itu digunakan untuk perjelajahan dunia bisa juga digunakan
pemerintah untuk kepentingan lain. Kebutuhan akan rempah di Asia yang
menyebabkan Belanda Berseteru dengan Spanyol dan Inggris. Hal ini sama dengan
yang disebutkan Mahan dalam baba pertama bukunya. Konsepsi Mahan mengenai
Kekuatan maritim berkesan kuat ada waktu itu, dimana penggunaan kapal perang
sedang gempar. Masih dalam euphoria penjelajahan dunia, kapan –kapal perang
para pemerintah kolonial bersamaan mencari tempat singgah untuk daerah jajahan.
Dapat pula disimpulkan menjadi organisasi Eropa yang modern; organiasi angkatan
laut yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai untuk menjawab kita tentang VOC.
Tulisan Van Leur ini bisa menjadi
alternative lain mengenai penulisan sejarah di Indonesia. Dimana dituliskan VOC
menjadi serikat dagang paling awal yang datang ke Indonesia. yang di buku
sejarah itu kurang diuraikan mengenai tujuan sebenarnya bahwa VOC itu
sebenarnya merupakan alat perang guna melebarkan kolonialisasi bangsa Belanda.
Bahkan VOC pun diberikan ijin oleh pemerintah Belanda untuk berperang melawan
siapa saja yang menghalangi kepentingan dari VOC. Karena kapal yang digunakan
oleh VOC sudah dipersenjatai lengkap. Ditambahakan lagi oleh Drs A.B Laipan dalam
kata pengantarnya bahwa VOC ketika pertama kali dikirim ke kepulauan Indonesia dibawah pimpinan
Steven Van der Hagen barang yang dibawa dalam kapal itu lebih sedikit dibanding
dengan amunisi dan persenjataan yang digunakan untuk perang.
Hegemoni VOC di Hindia membuat
perdangan yang dilakukan dengan raja –raja dan bangsa-bangsa di timur menjadi
lebih lancar. Karena pada awalnya yang menjadi musuh utama dari Belanda adalah
bukan Spanyol dan Portugis atau disebut Van Leur sebagai “musuh dari luar”. Musuh
sebenarnya dari pemerintah Belanda adalah kerajaan kerajaan bangsa di timur. Karena
bagi Kolonial Belanda hal yang lebih utama adalah penaklukan Timur Raya sekitar tahun 40an dan kemudian penguasaan
makasar lebih penting juga menguasai Portugis. Menurut catatan kaki dair
tulisan ini bahwa Pemerintah Kolonial kemungkinan menggunakan strategi terpadu
antara darat dan laut walaupun fokus utama tetaplah pengasaan laut, hal ini
yang menjadikan VOC dianggap sebagai negara laut di Asia. Bahkan pada akhir
tulisan Van Leur juga dijelaskan mengenai armada laut VOC bisa dikatakan lebih
maju daripada kapal perang milik kerajaan Belanda sendiri.
Tulisan-tulisan semacam ini
seharusnya bisa memberikan khasanah baru dalam penulisan sejarah di Indonesia.
Dimana tulisan lama bisa direvisi menggunakan tulisan seperti tulisan dari Van
Leur. Jadi kiranya orang Indonesia bisa menggunakannya guna melengkapi sejarah
maritim di Indonesia. karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
yang masih sedikit mengulas mengenai sejarah kelautan. Hal inilah yang
menjadikan sekarang dalam perkembangannya Indonesia kurang menyadari bahwa
negara ini negara kelautan. Melupakan Sriwijaya dan majapahit yang memiliki
armada laut yang kuat, bisa juga disambung ketika masa orde baru sejarah yang
ditulis kebangyakan mengenai angakatan darat. Bisa dimaklumi karena otoritas pemerintah
waktu itu berasal di pihak angkatan darat.
Walaupun bisa dikatakan tulisan Van
leur ini bersifat Eropasetris dan berfokus kepada peran pemerintah Kolonial
Belanda tapi tulisan seperti ini bisa digunakan untuk menjadi bahan penulisan
sejarah Indonesia. sifat Eropasentris yang muncul tak lain juga berasal dari sumber
yang digunakan Van Leur ketika melakukan penelitian. Kiranya karangan semacam
ini cukup memberikan pengertian bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, maka
penelitina mengenai sejarah maritim tidak boleh diabaikan. Wawasan bahari tidak hanya diperlukan pada
masa yang lalu, masa yang bisa disebut ‘jaman bahari’, melainkan sekarang pun
tulisan mengenanai sejarah maritim masih sagant penting guna kelangsungan
eksistensi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Post a Comment