Mahan di Meja Baca Hindia
Disusun
oleh:
Eka Yudha W
(NIM.
13/356047/PSA/ 07638)
Prodi
S2 Ilmu Sejarah
Alfred T. Mahan dengan buku karangannya yang berjudul The Influence on Sea Power upon History 1660-1783, mengatakan bahwa betapa pentingnya sebuah kekuatan laut itu mempengaruhi jalan sejarah suatu bangsa. Menurutnya ada enam unsur yang menentukan dapat tidaknya suatu negara berkembang menjadi kekuatan laut: 1) kedudukan geografis. 2) bentuk tanah dan pantainya. 3) luas wilayah. 4) jumlah penduduk. 5) karakter penduduk. 6) sifat pemerintahannya termasuk lembaga-lembaga nasional. Mahan berpendapat bahwa Belanda merupakan negara yang tidak bisa menggantungkan masa depannya dari tanahnya. Ia harus mencari penghidupan di laut atau di seberang lautan.
Seorang
sarjana Belanda, Dr. J.C van Leur, telah membawa teori Mahan ke dalam uraiannya
mengenai sejarah kepulauan Indonesia: Mahan
op den Indiscen Lessenar (Mahan di meja baca Hindia). Van Leur menunjukkan
peranan VOC sebagai kekuatan maritim yang besar. Karangan van Leur tersebut
merupakan sanggahan mengenai karangan Dr. F.R.J. Verhoeven, De Compagnie als instrument van den oorlog
ter zee 1602-1641 (Kumpeni sebagai alat perang di laut). Verhoeven
merupakan kepala arsip Hindia-Belanda. Ia menguraikan bahwa peranan Kumpeni
dalam masa permulaannya sebagai alat perang yang bergerak di laut dan yang
berhasil mengalahkan musuh Belanda khususnya Portugis dan Spanyol. Terhadap karangan
Verhoeven tersebut, Van Leur menyatakan bahwa baru pertama kalinya sejarah
maritim dan sejarah ilmu perang VOC dalam masa pertama setelah pendiriannya
dibawa ke wilayah sejarah Hindia. Belanda dalam hal mempertahankan
kekuasaannya, perangnya, ekspedisi-ekspedisi serta perniagaan lautnya
dilaksanakan dengan berperang.
Van
Leur berpendapat yang sesuai dengan Mahan bahwa, Kumpeni lahir dari perang dan
selama hidupnya merupakan badan perdagangan dan sekaligus juga sebagai alat
perang. Kumpeni dapat dikatakan lebih banyak berperang daripada berdagang.
Kumpeni bertindak sebagai naval power
yang semakin lama menjadi perusahaan dagang dan tumbuh dari alat perang di laut
menjadi negara lautan di Asia. Menurut van Leur kita harus bertolak dari
anggapan bahwa istilah naval power
digunakan dengan maksud yang lebih dari ungkapan sebutan suatu negara, suatu
kumpeni yang diberi konsesi yang memiliki kapal-kapal yang dikirimnya berperang
melawan musuh atau yang dipergunakannya untuk melindungi perniagaan. Menurut
van Leur cara Mahan memperlakukan sejarah umum dengan tepat dan terang
merupakan bukti keunggulannya. Konsepsi Mahan tentang naval power dengan demikian terkesan kuat oleh suatu kurun waktu
tertentu. Naval power itu
sesungguhnya ungkapan majemuk uang dapat dicapai oleh organisasi politik dan
organisasi maritim dalam pengaruh timbal balik dengan struktur sosial ekonomi
zaman itu, untuk melaksanakan tujuan peperangan.
Pendapat
van Leur berdasarkan Mahan, kumpeni sebagai alat perang di laut mampu
mematahkan kekuasaaan Portugal-Spanyol
di dunia Timur dan memperoleh kebebasan berniaga dengan raja-raja dan
bangsa-bangsa Timur. Kumpeni tidak dapat dipersamakan lebih lama dengan
kekuatan lautnya, yang bertindak sendiri melawan musuh sejauh beribu-ribu mil
laut dari pangkalnya. Kuasa atas armada dan pimpinan urusan militer dan dalam
perubahan tujuan perang itulah terletak perubahan bentuk VOC sebagai alat
perang menjadi negara lautan di Asia. Wilayah VOC tidak terbatas pada Indonesia
saja, tetapi mencakup seluruh Asia Tenggara, VOC bermula dari alat perang di
laut menjadi negara lautan. Semangat offensif menjadi ciri khas tindak tanduk
Kumpeni, baik sebagai alat perang di laut maupun sebagai negara lautan. Peperangan, penguasaan laut, dan perniagaan di
Asia Tenggara dalam kurun waktu 1602-1641 lain aspeknya daripada sesudah tahun
1660 sebagai mana yang telah Mahan gambarkan secara terperinci. Maka diperlukan
penyusunan tersendiri dari gambaran naval
power. Dalam rangka inilah alat perang di laut yang sekiranya diwujudkan
VOC, perlu diselidiki dalam segala hal mengenai bidang sejarah maritim maupun
sejarah umum perlu kiranya tulisan Mahan hendaknya senantiasa tersedia di meja
baca Hindia. Dengan catatan bahwa karya Mahan benar-benar harus dibaca dan
menerapkan metode Mahan.
Artikel
yang ditulis oleh Van Leur tersebut merupakan sanggahan terhadap karangan Verhoeten.
Sebagai seorang sarjana Belanda, ia begitu antusias terhadap kejayaan VOC yang
berkembang dari alat perang menjadi sebuah negara lautan. Ia bangga dengan
kehebatan VOC pada masanya tersebut. Van Leur begitu terpesona dengan pemikiran
Mahan. Dalam tulisannya tersebut diungkapkan berbagai macam fakta sejarah
mengenai VOC yang harus menerapkan pemikiran Mahan, namun di lain pihak nampak
bahwa ia adalah seorang yang membanggakan-banggakan kejayaan Belanda dalam
menguasai wilayah jajahannya terutama Hindia-Belanda. Artikel ini lebih banyak menampilkan sanggahan terhadap
karya Verhouten dibandingkan memaparkan karya Mahan secara mendetail.
Post a Comment