Tugas Review dari Buku The Dynamics of Global Dominance David B. Abernethy Oleh Aan Budianto
13/353143/PSA/07515. Jika kita melakukan sebuah kajian
dengan pendekatan komparatif tentang negara-negara terjajah dan penjajah, maka
akan ditemukan sebuah perbandingan yang sangat jauh sekali tentang jumlah
negara terjajah dan negara penjajah. Hegemoni kekuasaan dunia yang didominasi
oleh barat membuat ketimpangan yang begitu jauh, dimana negara-negara terjajah
yang begitu banyak selama ini termarjinalkan. Implikasinya bahwa sejarah dunia
kemudian dicatat oleh bangsa yang berkuasa, yaitu negara-negara eropa penjajah.
Sedangkan bagi negara terjajah mereka tidak akan masuk sejarah jika mereka
tidak terjajah. Perlu adanya diskursus baru tentang permasalahan ini agar tidak
terjadi ketimpangan. Permasalahan inilah yang coba diangkat oleh Abernethy
dalam buku The Dynamics of Global
Dominance.
Awal keberadaan dari sebuah
sistem penjajahan diawali oleh Portugal dibawah raja John pada 1415 yang mulai
melakukan perjalanan menjelajah dunia. Penaklukan pertama yaitu Ceuta di Afrika
sebagai daerah jajahan pertama. Meskipun penjajahan ini dilakukan sebagai
sebuah bentuk kepanjangan dari perang salib dengan orang Islam yang telah menguasai
terlebih dahulu afrika, eropa selatan, dan eropa timur, akan tetapi implikasinya sangat besar terhadap
metode penjajahan yang berkembang kemudian. Dengan kemenangan ini dalam
penguasaan daerah jauh diseberang benua, akomodasi laut yang jauh dari kerajaan
membuat bangsa-bangsa eropa lain mengikuti jejak portugal. Abernethy mengangkat
ini sebagai sebuah permasalah yang memicu prekembangan penjelajahan dunia oleh
bangsa Eropa.
Pelaut
Portugis yang berkuasa atas Atlantik sejak tahun 1415 dan memasuki Mediterania,
sebuah daerah yang telah dikenal selama berabad-abad. Mediterania menempati
pusat zona multikultural, memfasilitasi pertukaran ekonomi dan budaya antara
bangsa-bangsa Eropa selatan, Afrika utara, dan Asia Barat yang merupakan
wilayah strategis dalam perdagangan dunia. Disinlah berkumpul segala macam
barang dagang dari berbagai wilayah Asia dan Eropa dipasarkan secara luas.
Aktifitas sibuk perdagangan yang ada memungkin wiayah ini sangat menguntungkan
jika dilihat dari sisi ekonomi. Namun semua berubah ketika ada satu kekuasaan
tertentu menguasai daerah yang cukup strategis. Monopoli sulit dihindarkan dari
negara yang menguasainya.
Di babak milenium ini berawal dari Ceuta, para
penguasa dari delapan negara yang penjajah yang hanya 1,6 persen dari jumlah
negara yang ada dimuka bumi, yaitu Portugal, Spanyol, Perancis, Inggris, Belanda,
Belgia, Jerman, dan Italia, mengklaim wilayah yang cukup luas dan memegang hak
berdaulat dari lebih dari juta manusia didunia. Jika kita bisa memahami, hal
ini sangat tidak mungkin bahwa hanya dari bagian dari dunia berani membuat
klaim atas wilyah dimuka bumi yang lain. Namun inilah skenario tidak masuk akal
yang berlangsung ada pada sejarah dunia.
Apa
yang terjadi dalam perjalanan ekspansi Eropa memiliki dampak yang mendalam pada
sejarah modern semua negara diberbagai benua. Sejak Eropa barat pada abad 15
mengutus para pelancongnya dalam menaklukan negeri seberang, mengakibatkan
dunia berada pada tatanan sistem baru. Sikap terhadap kepercayaan Kristen,
sikap mereka terhadap alam, bahasa , kontroversi intelektual dan politik,
barang-barang konsumen, penyakit, kematian dan teknologi peningkatan kualitas
kehidupan, lembaga komersial, birokrasi pemerintah, dan nilai-nilai secara menyeluruh
masuk di daerah yang dikuasi oleh barat. Ini merupakan semacam gerakan global
yang membentuk kerajaan di luar negeri.
Aksi ekspansi kekuasaan atas
negeri diseberang lautan bukan tanpa perlawanan, namun sifat dan karakterisitik
negara-negara yang akhirnya ditaklukan oleh eropa sangatlah lemah dalam
berbagai hal, seperti teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal itu yang membuat
mereka mudah dikuasai. Selain itu ada negara-negara besar yang melakukan
perluasan wilayah didaratan, yaitu Mongol yangmenguasai Asia daratan dan Turki
Ottoman yang menguasa Eropa Timur dengan ideologi Islamnya. Hal ini yang
membuat bangsa eropa menjelajah dunia dengan menyebrangi lautan. Alasan yang
cukup logis di ungkapkan oleh Abernethy tentang bangsa Eropa yang mencoba
menemukan nasib di selain jalur
perdagangan dunia yang ada pada saat itu. Indikator
mengungkapkan dari dampak global kolonialisme adalah nama-nama Eropa diberikan
pada wilayah yang mereka klaim. Daftar ini terutama panjang dalam apa yang
secara konvensional disebut Dunia Baru atau Amerika
Infasi wilayah yang dilakukan
oleh bangsa eropa juga dikarenakan selain mencari kekuasaan, akan tetapi juga
memenuhi kebutuhan ekonomi berupa rempah-rempah dan kekayaan bumi lainnya.
Keterbatasan sumber daya alam eropa membuat mereka mencari ke wilayah bagian
dunia yang lain. Matinya perdagangan sutra ketika wilayah asia telah dikuasi
mongol dan banyaknya perampok darat di Asia, membuat mereka berlayar membelah
lautan untuk mencari sendiri asal barang dagang dunia tersebut kedaerah asal.
Portugal mengambil jalan ke Afrika selatan dan afrika timur dang menguasai
negara-negara kecil. Selanjutnya diteruskan ke india dan wilayah Asia lain
hingga ke asia tenggara. Penjelajahan ini menjadikan bangsa eropa lain mencoba
untuk mencari wilayah lain dseberang lautan. Masalahnya adalah mereka kemudian
mengklaim wilayah-wilyah yang telah mereka tempati sehingga menimbulkan semacam
kolonisasi. Sikap arogan Eropa ditampilkan
terhadap orang bangsa lain adalah karena dalam skala besar untuk menunjukan keberhasilan
mereka yang langsung menantang kekuasaan
dan hak istimewa dari penguasa non-Eropa. Sejak itu penjajahan di dunia
dimulai yang menimbulkan sejarah dunia dalam masa penjajahan yang cukup lama
pada bingkai koloniasasi dan imperialisme.
Mempelajari dinamika dominasi global Eropa
memungkinkan seseorang untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih luas.
Apa artinya dan apa yang akan dilakukan-untuk menjelaskan seperti fenomena
skala besar tentang naik turunnya hegemoni sebuah kerajaan?. Pertanyaan semacam
ini layak diangkat, bahkan jika jawaban yang didapat sedikit spekulatif dan banyak
diperdebatkan dari peneliti ​​mungkin akan menyukai. Karena memang sebuah
kajian dari bagaimana pengaruh barat di dunia perlu mendapat kritisi. Nilai
yang coba disampaikan oleh Abhernety bahwa perlu kajian mendalam tentang globalisme
yang diawali oleh penjajahan bangsa eropa diseluruh dunia. Daya kritis sangat
diperlukan yang dipadukan dengan metodologi yang tepat agar menghasilkan
diskursus yang seimbang bagi setiap bangsa didunia sehingga sejarah dunia dalam
perspektif global tidak memarjinalkan bangsa tertentu.
Post a Comment