Header Ads

Suatu Passé – Partout Sekitar Penulis-Penulis Sejarah Tentang Indonesia oleh Idam Setiyawan 13/355704/PSA/7632

Pentingnya bahasa di dalam penulisan sejarah Indonesia menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi ketimbang dengan menceritakan sejarah dengan cara memaparkan foto seperti yang dilakukan oleh graaf dan coolhaas. Memang dengan cara menulis sebuah sejarah, masyarakat dunia lainnya yang terpisah oleh laut ataupun daratan, akan merasa dekat karena mengetahui informasi tentang sejarah bangsanya bagi para mahasiswa yang merantau ke belanda untuk belajar misalnya.
Penafsiran sebuah foto pasti berbeda-beda tiap orang. Tergantung status sosialnya, lingkungannya, kebiasaanya, dan perasaannya. Jadi memahami sebuah arti atau makna dari sebuah foto bisa dikatakan subyektif namun itu semua dapat di toleransi dengan keterangan yang rinci dari tentang penjelasan terhadap foto tersebut. Sehingga sumber foto dan tulisan saling melengkapi. Ambil contoh tentang sejarah penangkapan pengeran diponegoro di magelang dari sumber foto dan tulisan-tulisan sejarah, pasti terdapat persamaannya, paling mudah bisa menjelaskan tentang kondisi saat itu berdasarkan sumber foto.
Banyak sejarawan muncul di Indonesia.dengan berbagai model penulisannya, tergantung latar belakang kehidupannya. Jika orang belanda yang menulis tentang sejarah Indonesia, maka yang lebih ditonjolkan adalah tentang peranan orang belanda dalam mengatasi pemberontakan pribumi melawan pemerintah kolonial. Bukan sebaliknya.
Kurangnya perhatian sejarawan asing dalam penulisan sejarah Indonesia adalah akibat politik pemerintah colonial yang kurang intens dalam melakukan kebijakan politik etis yang salah satunya tentang edukasi. Edukasi bagi pribumi yang dilakukan oleh belanda hanya sebatas berhitung dan membaca, tidak memberi wawasan yang lebih banyak tentang ilmu sejarah. Sehingga banyak warga pribumi ketika mereka lulus dari sekolah belanda hanya menjadi juru tulis pemerintah colonial, bukan menjadi sejarawan atau pengajar yang kritis. Akan tetapi hal ini mengakibatkan munculnya rasa ingin tau orang-orang pribumi dan tidak menutup kemungkinan akan muncul tokoh-tokoh nasional yang berperan dalam perjuangan Indonesia. Seperti Cokroaminoto, sokarno, moh. Hatta, tan malaka, moh yamin dan lain-lain. Mereka tidak lain hanya ingin meluruskan sejarah Indonesia yang sebenarnya terjadi dari sisi ke-indonesia-annya melalui tulisan-tulisan baru yang kritis sehingga terkadang mereka harus rela mendekam di penjara.
Perbedaan-perbedaan bahasa, budaya, ilmu pengetahuan, terkadang membuat salah penafsiran akan tulisan sejarah Indonesia yang dibuat oleh sejarawan asing dan sejarawan Indonesia. Perbedaan ini yang dianggap suatu masalah yang penting, sehingga setiap tulisan, perlu di paparkan secara terbuka kepada khalayak umum, misalnya kepada mahasiswa universitas gajah mada pada acara kuliah umum yang disampaikan oleh sejarawan luar negeri, sehingga ada dialektika antar kedua belah pihak dari sudut yang berbeda tanpa meperkeruh suasana atau mengdikte bahwa itu salah. Karena pasti sebelumnya sudah dibuat berdasarkan metode-metode sejarah yang berlaku. Dan bila perlu dilakukan penyelidikan atau penelitian lebih lanjut sehubungan dengan materi yang disampaikan agar ada sinkron.
Sumber-sumber babad, silsilah, serat, atau hikayat, yang dibuat oleh kraton dengan menggunakan bahasa jawa kuno adalah sebuah karya historis tentang kehidupan masyarakat pada zamannya, sama hal nya dengan sumber relief, tulisan di daun lontar, foto, lukisan, patung, bisa menjadi sumber sejarah dan hal itu bisa berbicara jika kita berfikir.

Pada masa penjajahan kolonial atau pasca Indonesia merdeka, orang Indonesia dapat dikatakan buta aksara. Buta aksana disini diartikan buta aksara terhadap bahasa atau tulisan bangsa asing, tetapi tidak buta aksara terhadap bahasa jawa. Mereka pasti mengerti jika sejarah barat di jelaskan dengan cara bahasa jawa dalam menulisnya. Sehingga semenjak Indonesia merdeka, pidato-pidato para pemimpin bangsa menjadi penting adanya untuk menyampaikan tentang kemerdekaan perjuangan bangsa Indonesia dan mengajak orang-orang Indonesia untuk melawan hegemoni asing yang hendak mengijakkan kembali kakinya di bumi nusantara.     

No comments

Powered by Blogger.