Header Ads

“Textual Empires” Karya: Mary Catherine Quilty

Nama              : Mawardi Purbo Sanjoyo
NIM                : 13/352450/PSA/07495
Mata Kuliah  : Historiografi
  
            Buku ini secara umum menjelaskan mengenai komentar kritis Mary Catherine Quilty terhadap hasil tulisan yang dihasilkan oleh lima orang dari Britania Raya. Lima orang itu menghasilkan tulisannya ketika ditugaskan oleh kerajaan Inggris di wilayah Nusantara. Hasil tulisan itu berupa, antara lain adalah: History of Sumatera, karya Wiliam Marsden, History of Java karya Stamford Raffles, Journal of an Embassy to the Kingdom of Ava karya Michael Symers, History of the Indian Archipelago karya Crawfurd, dan Mission to the East Coast of Sumatra karya John Anderson. Selama hampir dua ratus tahun hasil karya lima orang tersebut menjadi bahan rujukan utama untuk menuliskan sejarah Asia Tenggara.
Pada bagian introduction buku ini Mary Catherine Quilty mengungkapkan sedikit perbedaan mengenai tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh lima orang tersebut walaupun secara umum terdapat kesamaan dalam konsep yang dipakai. Perbedaan yang ada dalam tulisan tersebut ada pada latar belakang asal penulisnya, William Marsden orang Irlandia, Stamford Raffles orang Inggris, dan dua orang dari Skotlandia, yaitu John Crawfurd dan John Anderson. Hal tersebut dapat dipahami dalam tulisan Anderson dan Cawfurd yang menyamakan budaya tradisional dan kebudayaan rakyat Skotlandia dalam hirarki peradaban, sedangkan William Marsden membandingkannya dengan kebudayaan orang Irlandia. Crawfurd, Raffles, Marsden dapat menuliskan secara luas, sedangkan Anderson dan Symes hanya menulis tentang perjalanan singkat mereka dan menulis dari informasi yang mereka kumpulkan di setiap tempat yang mereka kunjungi. Teks-teks Symes dan Anderson adalah laporan tentang misi politik dan komersial karena mereka ditugaskan oleh kerajaan Inggris untuk mengamankan bidang perdagangan dan mengantisipasi adanya persaingan dagang Inggris, yaitu Belanda dan Perancis.
            Marsden, Crawfurd, Raffles, Anderson, dan Symes menggunakan perspektif dunia barat dalam tulisannya. Perlu diketahui bahwa pada masa itu gaya penulisan masih menggunakan sudut pandang barat sebagai perbandingan sebuah peradaban. Tulisan-tulisan tersebut tidak dapat dianggap netral sebagai sebuah informasi tentang masa lalu di Asia Tenggara, tetapi dapat digunakan untuk memahami bagaimana interpretasi mengenai masa lalu. Oleh karena itu dalam buku Textual Empires, Mary Chaterine Quilty lebih menyoroti pada struktur dan asumsi dari para penulis yang terdapat pada masing-masing buku. Pada introduction buku ini, Mary Chaterine Quilty juga tidak bermaksud untuk membandingkan karya Marsden, Symes, Raffles, Crawfurd dan Anderson tentang Asia Tenggara dengan Asia Tenggara yang “sesungguhnya”. Pengalaman dan pengungkapan kembali “yang sesungguhnya” selalu dimediasi dan dikendalikan oleh konteks tekstual tertentu dan juga oleh batas-batas ideologis.







No comments

Powered by Blogger.